Thursday, July 25, 2013

Toponim Bandara Kualanamu

Kualanamu, KUALANAMU

Adalah nama Bandara Internasional di Indonesia yang terletak di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, yang baru beroperasi pada hari Kamis, 25 Juli 2013


Nama geografi yang diberikan bandara tersebut ialah KUALANAMU

Kuala nama generiknya yang berarti muara
Namu merupakan nama spesifik, nama lokal yang diberikan

Marilah kita gunakan penulisan nama Kualanamu atau KUALANAMU  bukan Kuala Namu

Dalam memberikan nama dan penulisan suatu tempat mempunyai pedoman yang diatur dengan Peraturan:

Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi, klik 
Permen No.39-2008.rtf


Tujuan pembakuan nama rupabumi/geografi yakni:
  
1     mewujudkan tertib administrasi di bidang pembakuan nama rupabumi di Indonesia.
2     menjamin tertib administrasi wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3     mewujudkan adanya gasetir nasional sehingga ada kesamaan mengenai nama rupabumi di Indonesia.
4    mewujudkan data dan informasi akurat mengenai nama rupabumi di seluruh wilayah NKRI, baik untuk kepentingan pembangunan nasional maupun internasional

Hal ini, semakin dirasakan sangat penting karena belakangan ini banyak bermunculan penamaan rupabumi yang tidak mengikuti aturan.


Pedoman Penulisan Nama Unsur Geografi di Indonesia yang disampaikan oleh Prof. Jacub Rais (Pakar Toponimi), dalam bukunya : Definisi, Kriteria, dan Peranan PBB dalam Toponimi: Kasus Nama-nama Pulau di Indonesia


Tiap nama unsur geografi di Indonesia terdiri atas dua bagian yaitu nama generik dan nama spesifik. Yang dimaksud dengan nama generik adalah nama yang menggambarkan bentuk dari unsur geografis tersebut, misalnya sungai, gunung, kota dan unsur lainnya. Sedang nama spesifik merupakan nama diri (proper name) dari nama generik tersebut yang juga digunakan sebagai unit pembeda antarunsur geografis. Nama spesifik yang sering digunakan untuk unsur geografis biasanya berasal dari kata sifat, misalnya ’baru’, ’jaya’, ’indah’, ’makmur’ atau kata benda yang bisa mencerminkan bentuk unsur tersebut, misalnya ’batu’, ’candi’ dan lain sebagainya. Nama-nama generik dari unsur geografi, antara lain:
·      Sungai (bahasa Indonesia) atau air, aik, ai, oi, kali, batang, wai, ci, brang, jeh, nanga,krueung, Ie, (bahasa lokal)
·      Gunung (bahasa Indonesia) atau dolok, buku, bulu, deleng, keli, wolo,cot, batee (bahasa lokal)
·      Tanjung (bahasa Indonesia) atau ujung, cuku (bahasa lokal)
·      Danau (bahasa Indonesia) atau telaga, situ, ranu (bahasa lokal)
·      Pulau (bahasa Indonesia) atau nusa, mios (meos), pulo, towade, wanua, libuton, lihuto (bahasa lokal)….

Pedoman pertama:

Dalam menulis nama unsur geografi ditulis terpisah antara nama generik dan nama spesifiknya. Lihat contoh di bawah ini:
Nama generik dan nama spesifik suatu unsur / ciri geografi ditulis secara terpisah:
·      Sungai Musi; Air Bangis; Krueung Aceh; Ie Mola; Wai Seputih; Batang Hari; Ci Liwung; Danau Toba; Laut Jawa; Selat Sunda; Pulau Nias; Tanjung Cina; Kota Bandung; Gunung Merbabu; Bukit Suharto.
·      Singkatan Nama Generik di peta: Tanjung : Tg.; Pulau: P.; Laut: L.; Selat: Sel.; Wai: W. Sungai: S atau Sei, Ujung: U. Kota,
·      Umumnya generik “Kota” tidak ditulis dan juga tidak disebut karena orang tahu bahwa itu nama kota: “Kota Bandung” atau“Bandung” saja.

Pedoman kedua:
·      Banyak nama spesifik di Indonesia, khususnya nama kota dan pemukiman memuat juga nama generik dalam nama spesifiknya, seperti nama-nama kota memakai gunung, bukit, tanjung, ujung, pulau dst dalam nama spesifiknya.
·      Dalam kasus ini nama spesifik tersebut ditulis dalam satu kata. Contoh di bawah ini: Gunungsitoli; Cimahi; Ujungpandang; Bukittinggi; Muarajambi; Tanjungpinang; Tanjungpriok; Krueungraya; Sungailiat; Bandarlampung; Airmadidi; Sungaipenuh; Kualasimpang.
·      Contoh di Jawa Barat ada sungai yang bernama Ci Liwung (harus ditulis dengan 2 kata). Tetapi jika suatu kota (generik) “Ci” dipakai dalam nama spasifik, maka ditulis dengan satu kata (Cimahi, Cibinong, Cikampek). Lihat peta yang dibuat di masa penjajahan Belanda (masih pakai ortografi lama “tj” untuk “c”, “dj” untuk ”j”, “oe” untuk “u”.

Pedoman ketiga

Jika suatu nama spesifik ditambah dengan kata sifat di belakangnya atau penunjuk arah, maka ditulis terpisah.
Contoh:
Jawa Barat; Kebayoran Baru; Sungai Tabalong Kiwa; Kotamubago Selatan; Kampung Desatengah Selatan; Nusa Tenggara Timur; Panyabungan Tonga; Pagarutang Jae (tonga = tengah; jae= utama di kabupaten Tapanuli Selatan); Kemang Utara; Durentiga Selatan.

Pedoman keempat

·      Jika nama spesifik yang terdiri dari kata berulang, ditulis sebagai satu kata. Misalnya Bagansiapiapi; Siringoringo; Sigiringgiring; Mukomuko.
·      Jika nama spesifik yang ditulis dengan angka sebagai penomoran, maka nomor ditulis dengan huruf, misalnya Depok Satu; Depok Dua; Depok Timur Satu; Koto Ampek.
·      Jika nama spesifik terdiri dari dua kata benda, ditulis sebagai satu kata, misalnya Tanggabosi; Bulupayung; Pagaralam.

Pedoman kelima
·      Nama spesifik terdiri dari kata benda diikuti dengan nama generik, maka ditulis sebagai satu kata, misalnya: Pintupadang; Pagargunung; Pondoksungai; Kayulaut.
·      Nama spesifik yang terdiri dari 3 kata, masing-masing 2 nama generik diikuti dengan kata sifat atau kata benda, maka ditulis sebagai satu kata, misalnya Torlukmuaradolok (torluk = teluk; muara = muara; dolok = gunung); Muarabatangangkola (muara dan batang adalah nama generik; angkola = nama benda).

Pedoman keenam

·      Banyak contoh nama spesifik terdiri dari 4 kata atau lebih, misalnya beberapa daerah di Tapanuli Selatan: Purbasinombamandalasena; Dalihannataluhutaraja; Hutalosungparandolok Lorong Tiga;  Gunungmanaonunterudang. Untuk memudahkan disarankan tidak memakai nama yang panjang.

·      Banyak nama-nama unsur geografi yang berasal dari nama asing yang terucapkan dengan lidah Indonesia atau diterjemahkan secara harafiah dalam bahasa Indonesia atau diganti dengan nama Indonesia.
·      Yang berasal dari pengucapan bahasa asing:
o   Tanjong Priok seharusnya ditulis Tanjungperiuk atau Tanjungpriok (kalau “priok” bahasa Betawi dari “periuk”; Ayer Item seharusnya Air Hitam
o   Yang berasal dari bahasa asing dengan pengucapan gaya bahasa Indonesia:
o   Singerland menjadi Sangerlang; Glen More menjadi Glemor; Malborough menjadi Malioboro; Zandvoort menjadi Sanpur, Sampur;

·      Nama-nama yang sudah resmi diganti
o   Batavia menjadi Jakarta (dari Jayakarta)
o   Kutaraja menjadi Banda-Aceh (Banda Aceh, Bandaaceh)— perlu Lembaga Bahasa mengkajinya
o   Pulau Raja menjadi Pulaurakyat
o   Pusaka Ratu menjadi Pusakanegara
o   Peperbaai menjadi Teluk Lada
o   Hollandia menjadi Sukarnopura kemudian Jayapura
o   Wilhelmina Top menjadi Puncak Trikora
o   Schilpaddenbaai menjadi Teluk Penyu
o  Padangbaai menjadi Padangbai

Kaedah penamaan yang bisa dijadikan acuan adalah:

·      Menggunakan abjad Romawi atau huruf Latin

·      Mengutamakan nama lokal dan singkat

·      Tidak menggunakan nama yang sudah digunakan di tempat lain dalam
wilayah yang sama

·      Tidak menggunakan nama yang menimbulkan pertentangan suku, agama,
ras dan antar golongan (SARA)

·      Tidak menggunakan nama orang atau tokoh masyarakat yang masih hidup

·      Tidak menggunakan nama perusahaan

·      Tidak menggunakan nama asing atau bahasa asing

·      Menggunakan kaedah bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan nama unsur geografi

·      Menggunakan nama yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku secara nasional dan internasional

Tuesday, July 23, 2013

Anak Indonesia dalam Barbara Petchenik Competition

Barbara Petchenik)BP) adalah seorang wanita yang ahli di bidang Kartografi dari Inggris. untuk mengenang jasa belia ICA membuat Award bagi anak-anak yang menang dalam lomba menggambar peta. Lomba menggambar peta ini diadakan bersamaan dengan konferensi ICA (International Cartographic Association).

Anak-anak Indonesia selalu berperan dalam lomba tersebut. Sejak Indonesia aktif di Forum ICA tahun 2003, selalu mengirimkan hasil lomba tingkat nasionalnya  berdasarkan kelompok umur yang ditentukan Panita Lomba Gambar International ICA.

Sejak 2003 sampai dengan 2011, anak Indonesia selalu memenangkan lomba tersebut. Karena gambar anak Indonesia memang terkenal bagus-bagus diantara negara lainnya.
negara lain bagus dalam menampikan ide-idenya, anak-anak Indonesia kerapihan gambar serta pewarnaannya (teknik menggambarnya). Ini dirasakan para juri internasional. mereka tidak percaya anak seusia itu dapat menampilkan gambar seperti itu. kemudian saya (diah Kirana Kresnawati) sebagai National Coordinator for Indonesia sekaligus juga International Jury membuat video proses lomba yang diselenggarakan di Indonesia, baru mereka percaya. Malah sekarang sepertinya mereka mengikuti cara-caranya. hal nampak dari jumlah negara peserta lomba gambar yang semakin banyak berperan serta.

Untuk Indonesia, sebagai National Coordinator ialah BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (Dulu BAKOSURTANAL)
Semoga dalam lomba Barbara Petchenik 2013 ini Indonesia memenagkan kembali seperti beberapa waktu sebelumnya yang selalu membawa 1 BP Award.
informasi mengenai lomba silahkan klik :

www.icc2013.org

International Cartographic Association (ICA)

International Cartographic Association(ICA) merupakan asosiasi berkumpulnya para praktisi, instansi pemerintah, swasta dan pakar-pakar dari universitas di bidang kartografi dan pemetaan
Anggota ICA terdiri atas lebih dari 160 negara.

ICA mempunyai forum conference 2 tahunan yaitu  International Cartographic Conference (ICC).
ICC 2013 akan diselenggarakan di Dresden Germany pada bulan 25-30 Agustus 2013
informasi lengkap dapat dilihat di www.icc2013.org

Forum ICC sangat menarik karena disamping akan ada seminar tentang perkembangan kartografi masa kini, juga ditampilkan pameran peta dari berbagai negara yang sangat menarik untuk disimak.
dapat menggambarkan bagaimana suatu negara berlomba-lomba membangun peta yang informatif dan akurat sebagai nilai dari suatu negara, sebagai kebangga suatu negara, dll.
Setiap negara mempunyai kesempatan untuk melombakan salah satu peta unggulannya.

Indonesia telah berperan sejak lama, namun berperan aktif sejak tahun 2003. saat ini salah satu putra Indonesia menjadi ICA Vise Presiden.

Informasi mengenai ICA dapat diunduh di  www.icaci.org

ASEAN FLAG

ASEAN FLAG adalah ASEAN Federation of Land Adminstration and Geomatics
merupakan organisasi nir laba, para profesional di bidang Land Administration and Geomatics.
Negara anggotanya : Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Thailand, Philippines, Singapore, Vietnam dan China.
Pertemuan rutin dilakukan 3 kali dalam setahun yang membahas tentang kemajuan dimasing-masing negara.
President ASEAN Flag saat ini untuk periode 2013-2015 ialah Pangiran Matusin Matasan dari Brunei Darussalam.
Setiap 2 tahun sekali melalui forum South East Asia Survey Congress (SEASC) mengadakan conference, tahun 2013 ini telah diselenggarakan di Manila, the Philippines, kemudian tahun 2015 akan diselenggarakan di Singapore.
Anggota dari ASEAN Flag ini ialah para praktisi di bidang Land Administration dan Geomatics, instansi pemerintah yang bergerak dibidang survei and mapping serta konsultan pelaksana maupun vendor penyedia data geospasial, software dan hardware yang mendukung pekerjaan survei dan pemetaan.
Forum ini sangat penting untuk mendukung AFTA 2015, bagaimana Indonesia menyiapkan SDM bidang geomatics, geospasial, geografi, geodesi dll.  Persoalan tersebut dapat dibahas didalam salah satu agenda forum pertemuan para council AFLAG tersebut yang disenggarakan setiap 4 bulan.
Semoga Indonesia memanfaatkan forum ini untuk menghadapi AFTA 2015 bidang Surveying.


President sebelumnya:
2011-2013 _ Mr. Wichai Jiwalay dari Thailand
2009-2011 _ Mrs. Diah Kirana Kresnawati dari Indonesia
2007-2009 _ Mr. See Seng Guan dari Singapore
2005-2007 _ Mr. Pangiran Matusin Matasan dari Brunei Darussalam
2003-2005 _ Mr. RW Matindas dari Indonesia
2001-2003 _ Mr. Khoo Boo Kian dari Malaysia

Sunday, July 21, 2013

Sahabat-sahabat baikku

Assalamualaikum WR Wb,

Kawan atau teman dimanapun berada sangat penting bagi suatu perjalanan hidup. Bila kita bisa membina pertemanan disetiap peristiwa ternyata sangat menyenangkan. Saya sangat merasakan pentingnya kawan setelah memasuki masa pensiun. Pada dasarnya saya memang senang berkawan, dari mulai teman pada saat sekolah Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA, waktu kuliah S1, S2, pada pelatihan-2 teknis, kemudian pada waktu Diklat2 masa bekerja, selalu saja ada kawan yang memberikan kesan sehingga kita bersahabat sampai sekarang. Dan itu selalu saya bina entah melalui sms, email, maupun kunjungan-2, atau reunian. Ternyata membawa nikmat tersendiri
Dari mereka saya kemudian mempelajari berbagai pengalaman hidup yang cukup menarik untuk ditelaah. Tanpa disadaripun ternyata pertemanan itu selalu membawa hikmah yang luar biasa dikala kita membutuhkan pada saatnya.
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT bahwa saya diberikan teman-teman yang begitu menyenangkan dikala kita sudah memasuki masa pensiun, sehingga masa itu begitu indahnya.

Wassalamualaikum,
Diah Kirana